Memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke-65 di Kecamatan Ronggur Nihuta
dilaksanakan di Lokasi Kantor Camat. Dihadiri anak-anak sekolah SD,
SMP dan SMA se-Kecamatan Ronggur Nihuta serta masyarakat tidak berbeda
seperti di Kecamatan-kecamatan laikn di Samosir. Usai upacara diisi
dengan acara-acara hiburan dari kalangan anak-anak sekolah. Tapi
perayaan HUT sepertinya tidak sempurna tanpa satupun Marchine Band,
mungkin hal inilah yang memotofasi murid-murid SMA N 1 Ronggur Nihuta
hingga sekolah tersebut beberapakali mengusulkan kepada pemerintah
untuk diberikan seperangkat alat Marchin Band. Walau permohonan tak
kunjung dikabulkan namun niat murid-murid yang terbentuk dalan grup
marchin band SMA N 1 Ronggur Nihuta tidak menjadi penghalang untuk
memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke-65.
Tutup panci, ember cat serta kaleng roti diberdayakan sebagai alat
music untuk Marcin Band dengan ranting skayu jadi pemukul. Gagang sapu
dijadikan tongkat mayored serta topi dari karton manila. Untuk melodi
mereka menggunakan satu seruling serta meminjam 3 buah pianika. Semua
peralatan tersebut kecuali pianikan adalah hasil upaya dari
masing-masing murid.
Suaranya tentu tidak sama seperti marchin band pada umumnya, namun
derap langkah dan ketukannya serta gerakan dari mayored sangat
memukau.
Untuk menyesuaikan suara kaleng roti terhadap emmber cat serta tutup
panji mereka membutuhkan waktu satu minggu penuh latihan. Mereka harus
belajar memukul ember cat, apakah di posisi tengah atau di posisi
pinggir agar nada yang dikeluarkan ember lebih sesuai. Demikian juga
halnya dengan kaleng roti dan tutup panci.
Menurut kepala sekolah Parlindungan Togatorop, selama latihan
murid-murid sudah beberapa kali mengganti kaleng roti karena lecet.
Demikian juga tutup panci stenles.
Demi semangat anak-anak SMU orang tua mereka merelakan tutup-tutup
panci mereka korban demi memeriahkan HUT RI. Seperti pengakuan Marihot
Siringo-ringo murid kelas satu. Ia membawa 2 buah tutup panci dari
rumah atas ijin orang tuanya. Tampak pinggiran tutup panci sudah
terkoyak-koyak.
Drang, drang, dum..disusul dengan suara melodi pianika dan seruling.
Masyarakat dari halaman rumah ikut bernyanyi "halo..halo Bandung, ibu
kota periangan.." Sepanjang 2 KM mereka melakukan pawai menuju
lapangan kantor camat tempat upacara berlangsung.
Menjelang tiba di tanah lapang beberapa kaleng roti harus diganti
karena sudah lecet. Dengan tujuan agar suaranya tetap stabil.
Tigaratus meter dari tanah lapang, mayoret meluruskan barisan dengan
tongkat mayoretnya yang terbuat dari gagang sapu. Mayoret yang satu
lagi memberikan isyarat. Dengan tongkat mayoretnya ia menunjuk ke
belakang.
Dum..dum..dum..barisan paling belakang memukul embernya. Kemudian
serentak barisan depan memukul kaleng roti, dradang..dradang..berhenti
beberapa detik. Suara tutup pancipun terdengar "tas.." disambut dengan
suara lembut pianika melantumkan melodi lagu kemerdekaan "tujuh belas
agustus tahun empat lima...". Dradam..dradam..marchin band itupun
bergerak memasuki lapangan, disambut dengan aplus yang luar biasa tawa
bercampur haru.
Mereka berputar teratur sampai pada paosisi barisan yang sudah di tentukan.
Hanna Sihombing murid kelas satu, mengatakan pada Media Tapanuli
mereka sangat mendambakan sekolahnya bisa memeiliki alat Marchin Band.
Ketika ditanya apakah ia tidak merasa malu dengan kaleng roti
khongguan yang diikat pakai tali plastik? "sama sekali tidak, yang
penting HUT di Ronggur Nihuta meriah. Bahkan saya merasa ini sungguhan
marchin band, meski kaleng akhirnya lecet" jawab Hanna.
Rimbun Naibaho, harapannya tahun depan mudah-mudahan emberny bisa
diganti tahun depan pada perayaan HUT RI ke-66. Yang pentingkan
semangatnya itu, kata Rimbun.
Dari penuturan mereka, secara tiori murid-murid SMA N 1 Runggur Nihuta
sepertinya sudah memahami betul menggunakan Marchin Band. Tapi
bagaimana bisa diketahui karena mereka tidak memiliki marchin band.
Sepertinya impian Hanna dan teman-temannya mendapat secercah harapan
dengan penampilan mereka yang kebetulan disaksikan tiga anggota DPRD,
Jogar Simbolon ST, Pahala Tua Simbolon serta Russel Baringin
Sihotang.
Usai upacara serta acara-acara hiburan, ketiga anggota dewan bersama
mengatakan pada camat dan kepala sekolah mereka akan mengupyakan APBD
tahun 2011 pengadaan Dram Band untuk SMA N 1 Ronggur Nihuta. Hal
tersebut dibenarkan oleh Baringin Sihotang saat dihubungi oleh Media
Tapanuli.
SMA N 1 Ronggur Nihuta baru berdiri tahun 2007 lalu. Menurut salah
seorang mantan anggota DPRD (periode 2004-2009) Marlon Simbolon,
setelah mengetahui tingginya keinginan siswa-siswi SMA Ronggur Nihuta
yang bahkan didukung oleh orang tua murid ia mengatakan. "Sudah sejak
tahun lalu seharusnya mereka memiliki dram ban. Kebetulan saya
termasuk salah satu yang ikut dalam penyerahan laha tersebut pada
tahun 2007. Dan saya tahu kalau itu sudah pernah diusulkan. Tapi
memang Kadis pendidikan kurang peduli dengan pekembangan kemajuan
siswa. Di dinas pendidikan itu tidak ada yang bisa dikatakan serius
kecuali urusan DAK.
Sekaitan dengan marchin band dalam memeriahkan hari ulang tahun
kemerdekaan RI ke-65, Kadis Pendidikan Jabiat Sagala di Hotel Toba
Beach dalam sebuah acara makan siang pernah mengatakan kepada Media
Tapanuli, bahwa kegiatan marchin band di sekolah bukan bagian dari
kurikulum tapi merupakan kegiatan kokurikuler. Dan menurut kadis dalam
rangka memeriahkan acara ulang tahun kemerdekaan tidak ada anggaran
di dinas pendidikan untuk marchin band.<